Sedih rasanya setiap pagi harus memaksa Gifa untuk menyikat gigi. Aku harus berdua dengan Papo untuk bisa berhasil menggosok gigi Gifa. Dua gigi seri depannya sekarang udah mulai kelihatan berubah warna dan mulai mulai gigis di umurnya yang masih belum genap 2 tahun ini ...aduh...gak tega deh rasanya...
Udah berbagai cara aku lakukan untuk merayunya agar mau menggosok gigi, baik dengan cara gosok gigi bersama-sama aku dan Azka, membelikan beberapa macam sikat gigi yang lucu-lucu sampe cerita tentang kuman gigi, belum ada yang ampuh membuat Gifa mau menggosok gigi tanpa dipaksa.Kadang-kadang dengan sedikit bujukan dia mau dengan manis membuka mulutnya, tapi begitu sikat gigi dimasukkan ke mulutnya dia langsung berontak, gak tau apa dia geli dengan bulu sikat gigi itu, atau dia pernah mengalami rasa sakit akibat sikat gigi. Pokoknya dia langsung menolak dan menangis. Mau gak mau acara pemaksaan pun harus dilakukan....
Papo harus duduk memegangi Gifa dengan posisi tidur terlentang dipangkuannya dan menahan tangannya supaya tidak berontak, sementara aku yang menyikat sambil memegangi mulutnya dan menjaga agar sikat gigi tidak menyodok mulutnya setiap kali dia berontak. Pekerjaan yang rasanya kalo bisa pengen tidak kulakukan, tapi mau gimana lagi masak Gifa tidak gosok gigi...
Mbaknya udah gak sanggup dan gak tega melakukannya, jadi yah...dengan sangat terpaksa mama paksa Gifa ya...sayang...kalo nggak ntar giginya tambah gerupis....
Aku nggak tau gimana mulanya sampai Gifa trauma sikat gigi ini, memang dia termasuk anak yang cepat tumbuh giginya. Mulai usia 6 bulan gigi depannya udah tumbuh dua buah, dan mulai menyusul gigi-gigi lainnya. Pada waktu itu aku udah membiasakan untuk menyikat giginya dengan sikat lembut yang dipasang dijari itu dan sesuai perkembangan giginya aku mulai menggunakan sikat gigi bayi keluaran salah satu merk produk bayi yang ada step-stepnya itu. Cuma memang kalo aku pas gak sempat atau kelupaan maka aku suruh mbak pengasuhnya waktu itu yang melakukannya.
Udah berbagai cara aku lakukan untuk merayunya agar mau menggosok gigi, baik dengan cara gosok gigi bersama-sama aku dan Azka, membelikan beberapa macam sikat gigi yang lucu-lucu sampe cerita tentang kuman gigi, belum ada yang ampuh membuat Gifa mau menggosok gigi tanpa dipaksa.Kadang-kadang dengan sedikit bujukan dia mau dengan manis membuka mulutnya, tapi begitu sikat gigi dimasukkan ke mulutnya dia langsung berontak, gak tau apa dia geli dengan bulu sikat gigi itu, atau dia pernah mengalami rasa sakit akibat sikat gigi. Pokoknya dia langsung menolak dan menangis. Mau gak mau acara pemaksaan pun harus dilakukan....
Papo harus duduk memegangi Gifa dengan posisi tidur terlentang dipangkuannya dan menahan tangannya supaya tidak berontak, sementara aku yang menyikat sambil memegangi mulutnya dan menjaga agar sikat gigi tidak menyodok mulutnya setiap kali dia berontak. Pekerjaan yang rasanya kalo bisa pengen tidak kulakukan, tapi mau gimana lagi masak Gifa tidak gosok gigi...
Mbaknya udah gak sanggup dan gak tega melakukannya, jadi yah...dengan sangat terpaksa mama paksa Gifa ya...sayang...kalo nggak ntar giginya tambah gerupis....
Aku nggak tau gimana mulanya sampai Gifa trauma sikat gigi ini, memang dia termasuk anak yang cepat tumbuh giginya. Mulai usia 6 bulan gigi depannya udah tumbuh dua buah, dan mulai menyusul gigi-gigi lainnya. Pada waktu itu aku udah membiasakan untuk menyikat giginya dengan sikat lembut yang dipasang dijari itu dan sesuai perkembangan giginya aku mulai menggunakan sikat gigi bayi keluaran salah satu merk produk bayi yang ada step-stepnya itu. Cuma memang kalo aku pas gak sempat atau kelupaan maka aku suruh mbak pengasuhnya waktu itu yang melakukannya.
Aku sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga gigi Gifa agar tetap bagus, mengingat aku pernah melakukan keteledoran terhadap gigi Azka waktu dia kecil. Waktu itu aku belum begitu pengalaman karena baru anak pertama, dan kurang mengawasi perawatan giginya. Sikat gigi hanya seingatnya saja dan kadang-kadang itupun di pasrahkan kepada pengasuhnya waktu itu. Sampai-sampai di usia 3 tahun Azka udah merasakan sakit gigi sampai pipinya bengkak dan diusia 5 tahun gigi depannya udah ompong karena gigis. Ya...Allah....Aku gak mau pengalaman ini terulang lagi pada Gifa, aku masih ingat gimana Azka menangis karena sakit gigi dan aku gak tau apa yang harus aku lakukan untuk mengatasinya waktu itu, rasanya pengen aku aja yang merasakan sakitnya...
Tapi apa daya,belum genap setahun usia Gifa, aku udah melihat perkembangan giginya yang mulai menunjukkan gejala kurang baik, waktu itu kita langsung konsultasi ke dokter spesialis gigi anak yang kebetulan aku kenal melaui milis. Kita sampe bela-belain dari Bekasi menuju Grogol ke tempat dia praktek supaya aku bisa mendapatkan advisnya mengenai masalah gigi Gifa ini. Tapi disitu..Gifa nggak berhasil aku bujuk untuk diperiksa giginya, dia menangis sejadi-jadinya. Dan menurut dokter itu memang belum bisa dilakukan tindakan apa-apa terhadap giginya mengingat usianya yang masih belum genap 1 tahun itu. Dia hanya menyarankan untuk mengatur pola makan saja, terutama makanan yang manis-manis termasuk susu.
Waduh.... dilema lainnya muncul...karena pada saat itu Gifa udah mulai susah makan, dan makanan biasanya akan disimpan didalam mulutnya untuk waktu yang cukup lama alias diemut....
Dan untuk mengimbangi kurangnya asupan makanannya, maka diwaktu selingan jam makan dia aku beri biskuit bayi sebagai camilan disamping susu tentu saja, sehingga praktis hampir tidak ada jeda yang cukup panjang untuk mengosongkan mulutnya dari makanan. Bingung kan jadinya......
Akhirnya sampai sekarang aku pasrah... tapi tetap terus berusaha minimal mengurangi kemungkinan yang lebih buruk terhadap gigi Gifa dengan jurus pemaksaan tadi. Dan tetap harus rutin mengajaknya ke dokter gigi untuk perawatan.
Ya...Allah, jangan sampai pengalaman sakit gigi Azka terulang lagi pada Gifa.....